banner image

Ads Top

Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai abad ke-18)

Hallloww guys,,,Assalamualaikum, apa kabar ? Alhamdulillah kabar baik kan, oke! Kali ini saya tidak memberikan tutorial ,hehe malainkan memberikan sedikit ilmu tentang sejarah indonesia yang mungkin para sobat belum tau, atau saya disini mengingatkan kepada sobat tentang materi  "Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai  abad ke-18)" kalo gak salah materi sejarah ini ada di SMK/MA kelas 11 semester....(saya lupa):D 
Langsung aja ya,cekidotttt


A. PERLAWANAN GOA

            Kerajaan Goa merupakan salah satu kerajaan yang sangat terkenal di Nusantara. Pusat pemerintahannya berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan Goa. Banyak para pedagang asing yang tinggal di kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan Belanda. Masyarakat Goa senantiasa berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan kata-kata “Tanahku terbuka bagi semua bangsa”, “Tuhan menciptakan tanah dan laut; tanah dibagikannya untuk semua manusia dan laut adalah milik bersama.” Dengan prinsip keterbukaan itu maka Goa cepat berkembang.
           Pelabuhan Somba Opu telah berperan sebagai bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya.
peran dan posisinya yang strategis, VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan Goa dan menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan. Berbagai upaya untuk melemahkan posisi Goa terus dilakukan. Sebagai contoh, pada tahun 1634, VOC melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu, tetapi gagal karena perahu-perahu Makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau, yang ada.
            Raja Goa, Sultan Hasanuddin ingin menghentikan tidakan VOC yang anarkis dan provokatif itu. Sultan Hasanuddin menentang ambisi VOC yang memaksakan monopoli di Goa. Beberapa sekutu Goa mulai dikoordinasikan. Semua dipersiapkan untuk melawan kesewenangwenangan VOC. Sementara itu VOC juga mempersiapkan diri untuk menundukkan Goa. Politik devide et impera mulai dilancarkan. Misalnya VOC menjalin hubungan dengan seorang Pangeran Bugis dari Bone yang bernama Aru Palaka.
           Pimpinan VOC, Gubernur Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk menyerang Goa. Dikirimlah pasukan ekspedisi yang berkekuatan 21 kapal dengan mengangkut 600 orang tentara.Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Goa. Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman, VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667
isinya antara lain sebagai berikut.

1.  Goa harus mengakui hak monopoli VOC
2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
3. Goa harus membayar biaya perang


           Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi perjanjian itu bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Goa atau Makasar. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan oleh VOC. Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi Perjanjian Bongaya. Bahkan benteng pertahanan rakyat Goa jatuh dan diserahkan kepada VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.

B. RAKYAT RIAU ANGKAT SENJATA

          Salah satu contoh perlawanan di Riau adalah perlawanan yang dilancarkan oleh Kerajaan Siak Sri Indrapura. Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Setelah berhasil merebut Johor kemudian ia membuat benteng pertahanan di Pulau Bintan. Salah satu contoh perlawanan di Riau adalah perlawanan yang dilancarkan oleh Kerajaan Siak Sri Indrapura.
          Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Setelah berhasil merebut Johor kemudian ia membuat benteng pertahanan di Pulau Bintan. Sebagai pucuk pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali. Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas” yang dilengkapi dengan lancang serta perlengkapan perang secukupnya. Terjadilah pertempuran sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753). Oleh karena itu, atas jasanya Raja Indra Pahlawan diangkat sebagai Panglima Besar Kesultanan Siak dengan gelar: “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh”

C. ORANG ORANG CINA BERONTAK





           Sejak abad ke-5 orang-orang cina sudah mengadakan hubungan dagang ke Jawa dan jumlahnya pun semakin banyak. Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Hndu-Buddha dan Islam. Banyak pedagang cina yang tinggal di pesisir,bahkan tidak sedikit yang menikah dengan penduduk jawa . Begitu juga pada masapemerintahan VOC di Batavia,banyak orang-orag cina yang datang ke Jawa.

          Untuk membatasi kedatangan orang-orang cina ke Batavia,VOC mengeluarkan ketentuan bahwa setiap orang cina yang tinggal di batavia harus memiliki surat izin bermukim yang disebut “PERMISSIEBRIEFJES” atau masyarakat sering menyebut dengan “SURAT PAS”. Apabila tidak memiliki surat izin,maka akan ditangkap dan di uang ke Sailon (Sri Lanka) untuk di pekerjakan ke kebun-kebun pala milik VOC atau akan di kembalikan ke Cina.

D. PERLAWANAN PANGERAN MANGKUBUMI dan MAS SAID

           Perlawanan terhadap VOC kembali terjadi di Jawa,kali ii di pimpin oleh bangsawan kerajaan yakni Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said,Perlawanan berlangsung selama 20 tahun.
Pad atahun 1749 Dalam suasana perang sedang berkecamuk di berbagai tempat,terpetik berita kalau Pkubuwana II jatuh sakit. Dalam keadaan ini Pakubuwana II terpaksa harus menandatangani perjanjian dengan VOC. Perjanjian itu di tandatangani pada tanggal 11 deseber1749 antara Pakubuwana dengan gubernur Baron van Hohendorff sebagai wakil VOC. Isi perjanjian itu berisi pasal-pasal  antara lain :
  1. Susuhan Pakubuwana II menyerahkan keraan Mataram baik secara de facto maupun de jure kepada VOC.
  2. Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak naik tahta,dan akan di nobatkan oleh VOC menjadi raja Mataram sebagai pinjaman dari VOC
  3. Putra mahkota segera di nobatkan.
          Sembilanbuan setelah penandatangan perjanjian itu Pakubuwana II Wafat tanggal 15 Desember 1749. Baron van Hohendorff mengumumkan pengangkatan putra mahkota sebagai Susuhunan Pakubuwana III.


Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai abad ke-18) Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai  abad ke-18) Reviewed by @ikas on January 04, 2019 Rating: 5

4 comments

Video of the Day

About Me
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel. , click here →